Cara Membuat Briket dari Bonggol Jagung dan Keunggulannya

Di tengah meningkatnya kebutuhan akan energi terbarukan, berbagai inovasi untuk memanfaatkan limbah pertanian sebagai sumber energi mulai berkembang. Salah satunya adalah briket dari bonggol jagung. Bonggol jagung, yang seringkali dianggap sebagai limbah setelah biji jagung dipanen, memiliki potensi besar sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.

 

Cara Membuat Briket Bonggol Jagung

briket dari bonggol jagung

Pengumpulan Bonggol Jagung

Langkah pertama dalam pembuatan briket adalah mengumpulkan bonggol jagung. Biasanya bonggol jagung banyak ditemukan di petani jagung.

Pengeringan Bonggol Jagung

Setelah bonggol jagung dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah mengeringkannya. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam bonggol jagung sehingga lebih mudah digiling dan dibakar. Ada dua metode utama yang dapat digunakan untuk mengeringkan bonggol jagung:

  • Pengeringan Alami: Bonggol jagung dijemur di bawah sinar matahari selama beberapa hari hingga kadar airnya berkurang. Metode ini sederhana dan tidak memerlukan biaya tambahan, tetapi tergantung pada cuaca.
  • Pengeringan Buatan: Menggunakan oven pengering atau mesin pengering untuk mempercepat proses pengeringan. Metode ini lebih cepat dan efisien, tetapi memerlukan investasi awal untuk peralatan pengering.

Penggilingan Bonggol Jagung

Setelah kering, bonggol jagung harus digiling menjadi partikel yang lebih kecil. Proses penggilingan bertujuan untuk meningkatkan kepadatan dan homogenitas briket yang dihasilkan. Penggilingan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin penggiling atau alat penggiling manual. Partikel yang dihasilkan sebaiknya berukuran kecil dan seragam untuk memudahkan pencampuran dan pencetakan.

Pencampuran dengan Bahan Pengikat

Partikel bonggol jagung yang sudah digiling perlu dicampur dengan bahan pengikat agar dapat membentuk briket yang padat dan kuat. Bahan pengikat yang umum digunakan meliputi:

  • Tepung Tapioka: Tepung ini sering digunakan karena mudah didapat dan memiliki daya rekat yang baik.
  • Tanah Liat: Tanah liat juga dapat digunakan sebagai bahan pengikat karena mampu mengikat partikel dengan baik.
  • Bahan Pengikat Lainnya: Bahan pengikat lainnya seperti tepung jagung, limbah tebu, atau perekat organik juga dapat digunakan.

Perbandingan campuran biasanya sekitar 90% partikel bonggol jagung dan 10% bahan pengikat. Campuran ini kemudian diaduk hingga merata untuk memastikan setiap partikel bonggol jagung terlapisi oleh bahan pengikat.

Pencetakan Briket

Setelah campuran siap, langkah selanjutnya adalah mencetak briket. Proses pencetakan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin pencetak briket atau secara manual dengan cetakan sederhana. Mesin pencetak briket umumnya lebih efisien dan dapat menghasilkan briket dengan ukuran dan bentuk yang seragam. Langkah-langkah pencetakan meliputi:

  • Pengisian Cetakan: Campuran bonggol jagung dan bahan pengikat dimasukkan ke dalam cetakan.
  • Pengepresan: Cetakan kemudian ditekan dengan kuat untuk membentuk briket yang padat. Mesin pencetak briket biasanya dilengkapi dengan mekanisme pengepresan yang kuat untuk memastikan briket terbentuk dengan baik.
  • Pelepasan Briket: Setelah pengepresan, briket dikeluarkan dari cetakan dan diletakkan di tempat yang aman untuk proses pengeringan lebih lanjut.

Pengeringan Briket

Briket yang baru dicetak masih memiliki kadar air yang cukup tinggi dan perlu dikeringkan lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas dan efisiensinya sebagai bahan bakar. Pengeringan briket dapat dilakukan dengan dua metode:

  • Pengeringan Alami: Briket dijemur di bawah sinar matahari hingga kering. Metode ini memerlukan waktu beberapa hari tergantung pada kondisi cuaca.
  • Pengeringan Buatan: Menggunakan oven pengering atau alat pengering lainnya untuk mempercepat proses pengeringan. Metode ini lebih cepat dan dapat menghasilkan briket dengan kadar air yang sangat rendah.

 

Keunggulan Briket dari Bonggol Jagung

Ramah Lingkungan

  • Mengurangi Limbah Pertanian: Bonggol jagung yang biasanya dibuang atau dibakar dapat diolah menjadi briket, mengurangi jumlah limbah yang mencemari lingkungan.
  • Emisi Rendah: Pembakaran briket bonggol jagung menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara dan minyak bumi.
  • Mengurangi Polusi Udara: Briket bonggol jagung menghasilkan lebih sedikit asap dan polutan berbahaya, sehingga lebih aman untuk kesehatan manusia dan lingkungan.

Sumber Energi Terbarukan

  • Keberlanjutan: Jagung adalah tanaman tahunan yang bisa dipanen setiap tahun, sehingga bonggol jagung sebagai bahan baku briket selalu tersedia dan dapat diperbaharui.
  • Mengurangi Ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil: Penggunaan briket bonggol jagung membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang tidak terbarukan dan semakin langka.

Ekonomis

  • Biaya Produksi Rendah: Bonggol jagung adalah limbah pertanian yang umumnya tidak memiliki nilai ekonomis tinggi, sehingga biaya bahan bakunya rendah.
  • Pendapatan Tambahan untuk Petani: Petani dapat memanfaatkan bonggol jagung yang biasanya dibuang untuk dijual sebagai bahan baku briket, memberikan sumber pendapatan tambahan.
  • Harga Terjangkau: Briket bonggol jagung biasanya lebih murah dibandingkan dengan bahan bakar fosil, sehingga lebih terjangkau bagi masyarakat luas.

Mudah Diproduksi

  • Teknologi Sederhana: Proses pembuatan briket bonggol jagung dapat dilakukan dengan peralatan sederhana dan teknologi yang mudah dipelajari, sehingga bisa diterapkan di berbagai skala produksi, mulai dari rumah tangga hingga industri.
  • Fleksibilitas: Briket bonggol jagung dapat diproduksi di berbagai daerah yang memiliki akses terhadap limbah bonggol jagung, sehingga bisa mendukung kemandirian energi lokal.